From: Sdt <sadat@CEN.KAGOSHIMA-U.AC.JP>
To: ISLAH-NET@OUTLET.hijau.com.my
<ISLAH-NET@OUTLET.hijau.com.my>
Subject:
[ISLAH-NET] PAKET RAMADHAN (1) Ramadhan Bulan Tarbiyah (2)
Date: Friday, January 02,
1998 3:51 PM
Assalamu`alaikum wr.wb.
----------------------
RAMADHAN BULAN TARBIYAH (2)
----------------------
Dalam bukunya Ihya
Ulumuddin, Al-Gazali mengatakan ada 6 perkara yang perlu
diperhatikan dalam kita
berpuasa:
1. Menahan pandangan dan
menjaga hati dari lalai mengingat Allah. Sebagaimana
dikatakan Rasulullah, pandangan
adalah panah beracun dari iblis. Barangsiapa
yang meninggalkan pandangan
karena takut pada Allah, maka akan didatangkan
oleh Allah kemanisan iman
dalam hatinya. (dirawikan Al-Hakim dari Huzaifah dan
shahih sanadnya)
2.Menjaga lidah dari perbuatan
yang sia-sia dan berdusta/berbohong. Kalau
menahan diri dari makanan
dan minuman yang dihalalkan merupakan aspek zhohir
dari shoum, maka menahan
diri dari ucapan yang diperbolehkan merupakan makna
shoum yang sesungguhnya.
Sebagaimana dilukiskan Allah dalam QS.19:26. Ucapan
Maryam seperti yang telah
diabadikan Al Quran ini menunjukkan betapa beliau
memahami makna shoum yang
sebenarnya. Dengan tidak berbicara sama sekali,
Maryam terhindar dari perkataan
yang tidak berfaedah. Hal ini juga menunjukkan
tingkat kemuliaan seseorang,
sebagaimana yang telah dianugerahkan Allah kepada
Nabi Zakaria. Lihat QS.
19:7&10.
3. Mencegah pendengaran kita
dari mendengar hal-hal yang dilarang Allah maupun
yang bersifat makruh.
4. Mencegah anggota-anggota
tubuh yang lain dari segala hal yang membawa dosa.
Demikian juga makanan dan
minuman yang subhat ketika berbuka.
5. Tidak berlebih-lebihan
sewaktu berbuka puasa. Seperti yang dijelaskan dalam
hadits Rasulullah bahwa
kita berhenti makan sebelum kenyang. Maka bagaimanakah
dapat memperoleh faedah
puasa dan menundukkan hawa nafsu bila diperoleh oleh
yang berpuasa ketika berbuka,
apa yang tidak diperolehnya pada siang hari?
Bahkan kadang-kadang bertambah
lagi dengan berbagai macam makanan, sehingga
berjalanlah kebiasaan dengan
menyimpan segala macam makanan di bulan Ramadhan.
Padahal puasa merupakan
sarana latihan untuk bersikap pertengahan dan sederhana
dalam segala hal. Karena
bila perut kenyang, akan memperberat ibadah. Sebaliknya,
bila makan sekedar apa yang
diperlukan tubuh agar kuat beribadah, maka akan
jernihlah hati dan ringan
untuk mengerjakan ibadah. Sehingga dengan demikian kita
berharap dapat dibuka untuk
memandang alam yang tinggi. Dan malam lailatul qodar
adalah malam yang terbuka
padanya suatu dari alam malakut. Sebagaimana difirmankan
Allah dalam QS.Al-Qadr ayat
1, yang artinya "Sesungguhnya Al-Quran kami turunkan
pada malam lailatul qodar".
Dan bila kita masih menjadikan antara hati dan dadanya,
tempat penyimpan makanan,
maka akan terhijab dari padaNya. Sedang mengosongkan
perut saja belum mencukupi
untuk mengangkat hijab, sebelum cita-citanya atau
tujuan hidupnya kosong selain
dari Allah. Dan itulah intinya. Dan pangkal dari
semuanya ialah menyedikitkan
makanan.
6. Sesudah berbuka, hatinya
bergantung dan bergoncang antara takut dan harap,
karena tidak mengetahui
apakah puasanya diterima atau ditolak. Dan hendaklah
hal ini dilakukan pada akhir
tiap-tiap ibadah yang dikerjakan.
Karena itu, marilah
kita berupaya agar dapat berpuasa dengan sebenar-benarnya
puasa, sehingga ruh keimanan
kita akan naik, menjenguk alam malakut dan terbuka
kerinduan pada alam akhirat.
Itu sebabnya, Allah memberikan pujian kepada para
Nabi-NabiNya, karena mereka
selalu mengingatkan manusia kepada negeri akhirat.
Firman Allah dalam QS. Shod:
45-47. Artinya:
"Dan ingatlah hamba-hamba
Kami: Ibrahim, Ishaq dan Ya*qub yang telah melakukan
kerja besar dan memiliki
ilmu yang tinggi. Sesungguhnya Kami telah mensucikan
mereka (menganugerahkan
mereka akhlak yang tinggi) yaitu selalu mengingatkan
manusia kepada negeri akhirat.
Dan sesungguhnya mereka pada sisi Kami benar-
benar termasuk orang-orang
pilihan Kami yang terbaik".
---bersambung Insya Allah---
|