From: Sdt <sadat@CEN.KAGOSHIMA-U.AC.JP>
To: ISLAH-NET@OUTLET.hijau.com.my <ISLAH-NET@OUTLET.hijau.com.my>
Subject:      [ISLAH-NET] PAKET RAMADHAN (1) Ramadhan Bulan Tarbiyah (1)
Date: Friday, January 02, 1998 3:37 PM

Assalamu`alaikum wr.wb.

  Alhamdulillah, segala puji sesungguhnya hanyalah bagi Allah,
shalawat dan salam bagi RasulNya yang mulia, ahli keluarga beliau,
para sahabat, para tabi`in dan tabi` tabi`in, serta para penjunjung
risalah beliau hingga akhir zaman.
  Paket Ramadhan hadir ke hadapan saudara/i dalam mengisi bulan suci
yang mulia ini. Tulisan yang berjudul "Ramadhan bulan Tarbiyah" ini
dibagi dalam 3 bagian karena memperhatikan panjangnya isi tulisan tsb.
Semoga bermanfaat !

Wassalamu'alaikum wr.wb.
Abu `Isa `Abdurrohman
 

                                ----------------------
                      RAMADHAN BULAN TARBIYAH (1)
                                ----------------------

  Allah telah mewajibkan atas orang-orang beriman satu bulan penuh dalam
perjalanan hidupnya selama setahun untuk bercermin melihat wajah bathinnya,
membenahi diri dan orientasi hidupnya di hadapan Allah. Allah juga ingin
agar kita membongkar timbunan hubbud-dunya agar terbebas dari belenggu dunia
menuju akhirat dan menyibak cakrawala iman yang luas membentang.

  Sebagaimana kita ketahui, bulan yang dimaksud adalah bulan Ramadhan.
Dengan keistimewaan rahmah pada awalnya dan dibebaskan dari api neraka pada
akhirnya, tiada hari di sepanjang bulan ini, melainkan dipenuhi dengan nur,
maghfiroh dan ditempatkan di atas anak tangga keimanan yang paling tinggi,
agar kita dapat mencapai derajat taqwa. Karena itulah umat Islam menghormati
dan mengagungkan bulan Ramadhan hari demi hari, dengan harapan mereka dapat
memperoleh rahmat, ampunan dan terbebas dari api neraka.

  Rugilah orang-orang yang keluar dari bulan ini dengan tangan hampa, tanpa
membawa keampunan, semangat baru dan cahaya ma`rifatullah. Rugilah orang-orang
yang melewati bulan ini hanya dengan lapar dan haus saja. Dan lebih rugi lagi
mereka yang tidak dikembalikan kepada fithrah, dibebaskan dosa-dosanya.

  Bulan Ramadhan juga merupakan bulan penempaan diri manusia, karena dalam
bulan ini kita lebih mengintensifkan untuk mentarbiyah ruhi, sekalipun
terhadap hal-hal yang telah dihalalkan Allah. Dus, apalagi hal-hal yang
diharamkan olehNya. Karena itu puasa tidak hanya sekedar menahan lapar dan
haus saja, tapi juga menjaga seluruh panca indera kita dari hal-hal yang
dilarang Allah, menjaga hati kita agar tak tersibukkan dengan memikirkan
urusan-urusan duniawi saja, menjaga mata hati kita agar selalu ingat untuk
berdzikir kepada Allah dan tidak dilalaikan oleh hal-hal yang dapat menjauhkan
kita dariNya. Namun sebaliknya, didekatkan pada aktivitas-aktivitas yang dapat
mendekatkan diri kita kepadaNya. Meluruskan kembali niat kita, bahwa segala
aktivitas yang kita lakukan adalah dalam rangka mengharap ridhoNya, bukan
karena lainnya. Entah itu popularitas, nama baik atau hal-hal lainnya yang
dapat merusak keikhlasan kita. Sehingga amalan kita dapat diterima di sisi
Allah.

  Kekalahan mental (Inhizamur ruh) atau patah semangat merupakan fenomena
yang sangat berbahaya dalam kehidupan `amal Islami. Penyakit ini tidak hanya
mengakibatkan loyo, tak bersemangat atau apatis, tetapi juga dapat melemahkan
bahkan bisa jadi melumpuhkan gerakan. Karena itu `amal Islami harus selalu
tanggap terhadap kemungkinan munculnya gejala penyakit ini dan harus dapat
mengantisipasinya secara cepat. Bahkan diperlukan tindakan-tindakan prefentif
untuk menghindari kemunculan gejala penyakit ini dikalangan pendukung dakwah.

  Islam, dalam Al-Quran dan Al-Sunnah, banyak menekankan pentingnya sisi
pembinaan ruhiyah bagi setiap muslim. Sebab dengan pembinaan ruhiyah yang
baik, mentalitas seorang muslim menjadi kuat, potensi gerakannya berkembang
pesat, aktifitasnya meningkat terus dan mampu memikul beban dan tugas-tugas
dakwah secara baik. Selain itu ia dapat merasakan nikmatnya iman, zuhud
terhadap dunia dan pesonanya, ikhlas dalam beramal, dan ruhaninya penuh
vitalitas karena bergizi cukup.

  Tetapi jika seorang aktivis menelantarkan pendidikan ruhaninya dan
membiarkannya tidak terbina dengan baik maka sangat mungkin ia akan
terserang penyakit ruhani bahkan tidak mustahil menyebabkan terjadinya
inhizamur ruh (kekalahan mental).

  Karena itu dalam bulan ini Allah hendak menempa iman orang-orang yang
beriman, sehingga naik ke derajat taqwa. Dan bulan Ramadhan merupakan
sarana penggodokan mentalitas dan jiwa orang-orang mukmin. Sehingga
diharapkan setelah Ramadhan berakhir iman kita telah diperbarui kualitasnya,
dikembalikan kepada fithrahnya. Dan hal ini tentunya tak akan tercapai
bila kita tidak memahami makna puasa dengan sesungguhnya. Karena puasa
bukan hanya sekedar menahan lapar dan haus saja, tapi juga menjaga hati
dan seluruh anggota tubuh lainnya dari hal-hal yang diharamkan Allah.
Karena itulah Rasulullah dalam salah satu haditsnya mengatakan bahwa
Allah tidak butuh dengan lapar dan hausmu, apabila ia masih berbohong.
Dengan kata lain, puasanya tidak diterima bila kita masih berdusta.
Di sini Allah mengajarkan kita untuk mentarbiyah lisan kita agar jangan
sampai tergelincir dengan perbuatan bohong/dusta.

  Dengan terjaganya hati dan seluruh anggota tubuh kita dari hal-hal
yang dilarang Allah, maka akan membuka mata hati kita untuk mengingat
alam akhirat. Setelah kita memiliki qosdul akhirah (kecenderungan pada
akhirat), maka akan terjauhlah dari sikap hubbud-dunya, karena keduanya
tak mungkin berkoeksistensi dalam hati seorang mukmin. Dan bila seseorang
sudah terpaut dengan akhirat, maka nafsu dunia menjadi kecil di hadapannya.
Dengan shoum, maka nafsu akan terasa ringan/enteng. Rasulullah melukiskan
betapa dekatnya jarak antara orang yang shoum dengan malaikat, sampai-sampai
mereka dapat mencium bau mulutnya yang melebihi harumnya minyak wangi.
Dengan demikian maka kualitas imannya akan naik ke tingkat zuhud yang
merupakan anak tangga pertama ke ketinggian ruhi di sisi Allah.

  Dengan memiliki sikap zuhud, akan mudahlah bagi kita untuk beramal dan
berkorban di jalanNya. Orang yang bersikap zuhud tak akan mengambil dunia
untuk dunia itu sendiri, tapi mengambil hanya sekedar yang diperlukan
baginya. Seperti yang telah dicontohkan dalam kehidupan Rasulullah dan para
sahabat.

  Karena itulah, mari kita berpuasa dengan sebenar-benarnya puasa. Sehingga
setelah puasa berakhir, kita bisa merasakan peningkatan iman kita, dibersihkan
dari dosa-dosa dan dikembalikan ke dalam fithrah.

---bersambung Insya Allah-